KEBENARAN AKAN TERUNGKAP
Semua berawal dari tempat dimana aku dan 5
sahabatku sedang asik berbincang di kantin sekolah, awalnya kami sedang
membahas tentang tugas kelompok yang ingin kami kerjakan, namun di sela
perbincangan salah satu sahabatku sedang murung, entah apa yang ada dalam
fikirannya.
Aku mencoba
mencari tahu sebab dari wajah murungnya itu, dan aku bertanya padanya “mengapa
kau tidak bersemangat hari ini? Apa kamu baik-baik saja?” dan Diah pun akhirnya
bercerita bahwa dirinya telah kehilangan dompet kesayangannya yang berwarna
merah muda. Lantas, kami ber-enam pun berdiskusi untuk mencari solusi agar bisa
menemukan dompet milik Diah kembali.
Aku bertanya, kapan terakhir dia menaruh
dompetnya itu, dan diah menjawab bahwa terakhir dia menaruh di dalam tas seusai
dia mengambil uang untuk keperluannya, suasana kelas pun sepi. Hanya ada 2
orang murid bernama Kanya&Clara serta ada ibu guru Ika saat itu.
Kamipun akhirnya
memutuskan untuk mencari tahu dengan menanyakan apakah hal serupa sering
terjadi dalam kelas, dan alhasil ternyata banyak juga yang pernah mengalami hal
serupa di dalam kelas. Dugaan pertama kami sudah pasti pelaku tersebut ada di
dalam kelas yang sama.
Dihari berikutnya, kami menyusun rencana untuk
sengaja menaruh dompet sebagai alat, agar si pelaku dapat terjaring. Kami terbagi
menjadi 2 tim. Aku,Ani dan Diah menjaga diluar mengamati siapa saja yang keluar
masuk saat itu, Lala,Lulu,Lila ada di dalam kelas untuk menaruh perangkap
dompet tersebut. Setelah kami memasang perangkap itu, kami terus mengawasi
siapa sebenarnya pelaku yang sering mencuri dompet anak-anak di kelas. Tak lama,
Clara masuk kedalam kelas yang tidak ada siapapun seraya mengintip dan
mengendap-ngendap, lalu langsung membuka tas Lulu yang sudah kami pasang
perangkap tersebut. Kamipun terkejut setelah tahu siapa dibalik ini semua dan
seakan tak percaya.
Setelah kami mengetahui siapa pelaku tersebut, kami
mendatangi Clara saat jam istirahat, menanyakan padanya mengapa ia melakukan
hal tersebut. Saat kami menanyakan hal itu, wajah Clara pucat dan sangat
ketakutan. Aku berkata padanya “taku usah takut, kami hanya bertanya dan tak
bermaksud menghakimimu” akhirnya Clara pun mengakui telah mencuri dompet milik
teman-temanku dan berjanji akan mengembalikannya, ia juga tidak ingin
mengulangi perbuatannya lagi.