Jumat, 07 Oktober 2016

SEBUAH INVESTIGASI



KEBENARAN AKAN TERUNGKAP
Semua berawal dari tempat dimana aku dan 5 sahabatku sedang asik berbincang di kantin sekolah, awalnya kami sedang membahas tentang tugas kelompok yang ingin kami kerjakan, namun di sela perbincangan salah satu sahabatku sedang murung, entah apa yang ada dalam fikirannya.

 Aku mencoba mencari tahu sebab dari wajah murungnya itu, dan aku bertanya padanya “mengapa kau tidak bersemangat hari ini? Apa kamu baik-baik saja?” dan Diah pun akhirnya bercerita bahwa dirinya telah kehilangan dompet kesayangannya yang berwarna merah muda. Lantas, kami ber-enam pun berdiskusi untuk mencari solusi agar bisa menemukan dompet milik Diah kembali.
Aku bertanya, kapan terakhir dia menaruh dompetnya itu, dan diah menjawab bahwa terakhir dia menaruh di dalam tas seusai dia mengambil uang untuk keperluannya, suasana kelas pun sepi. Hanya ada 2 orang murid bernama Kanya&Clara serta ada ibu guru Ika saat itu. 

Kamipun akhirnya memutuskan untuk mencari tahu dengan menanyakan apakah hal serupa sering terjadi dalam kelas, dan alhasil ternyata banyak juga yang pernah mengalami hal serupa di dalam kelas. Dugaan pertama kami sudah pasti pelaku tersebut ada di dalam kelas yang sama.

Dihari berikutnya, kami menyusun rencana untuk sengaja menaruh dompet sebagai alat, agar si pelaku dapat terjaring. Kami terbagi menjadi 2 tim. Aku,Ani dan Diah menjaga diluar mengamati siapa saja yang keluar masuk saat itu, Lala,Lulu,Lila ada di dalam kelas untuk menaruh perangkap dompet tersebut. Setelah kami memasang perangkap itu, kami terus mengawasi siapa sebenarnya pelaku yang sering mencuri dompet anak-anak di kelas. Tak lama, Clara masuk kedalam kelas yang tidak ada siapapun seraya mengintip dan mengendap-ngendap, lalu langsung membuka tas Lulu yang sudah kami pasang perangkap tersebut. Kamipun terkejut setelah tahu siapa dibalik ini semua dan seakan tak percaya.

Setelah kami mengetahui siapa pelaku tersebut, kami mendatangi Clara saat jam istirahat, menanyakan padanya mengapa ia melakukan hal tersebut. Saat kami menanyakan hal itu, wajah Clara pucat dan sangat ketakutan. Aku berkata padanya “taku usah takut, kami hanya bertanya dan tak bermaksud menghakimimu” akhirnya Clara pun mengakui telah mencuri dompet milik teman-temanku dan berjanji akan mengembalikannya, ia juga tidak ingin mengulangi perbuatannya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar